Lukisan makna
merajut kata
ku buka jendela
kulihat indahnya di sana
dari dasar lautan
menari-nari membumbung ke angkasa
kuingin ungkapkan asa
lewat huruf per huruf penuh makna
Sakura….ah apapun namamu….aku sedang mencari apa gerangan
Sakura…..
indah nian rupamu
anggun warnamu
kau nampak begitu berkelas
banyak bungamu
membuatku tak ingin memalingkan pandanganku
karna kesejukkan yang kudapat
Pucuk pun akhirnya tumbuh menjadi daun,
Lalu menua, menguning, gugur, dan mengering, kemudian membusuk.
Batu pun akhirnya berlubang, mengecil
Terkikis ricikan air.
Kayu pun akhirnya berubah menjadi arang, kemudian debu abu,
Setelah sebelumnya mengering dilalap api.
Begitulah…mereka tak punya pilihan.
Lalu kamu?
Bukankah hidup ini memilih.
Bukankah kau sendiri yg memilih arahmu.
Atau…. hanya fatamorgana. Sesungguhnya pilihan itu memang tak ada
Seperti pucuk yang akhirnya membusuk
Batu yang akhirnya mengecil
Kayu yang akhirnya menjadi abu
Entah…
Pagi mentarii!!!
Hari ini ia pun sama
Tetap bisu dalam kecerahannya
Teraaanggg…tapi tak mampu tunjukkan nama
Pun langit
Tetap tuli
Dalam keluasannya
Pernah hujan datang tanpa tanda
Tiba-tiba airnya jatuh merembes deras
Menggelegak
Menyeruak
Tak sekedar menganak sungai
Ibu…
Rinduku ini….
…………………..
Ku redam dengan luasnya hutan
Agar hanya tebing, pepohonan, tanah, batu, dan burung-burung yang tahu
Pasrah mengawang
Dibiarkannya embun pagi membawa
Disapu dingin dan gerimis
Biar, biarkanlah ia hilang tak berbau
Agar esok cerah mentari
Menyapa biji2 hingga bertunas
Berbunga
Kala rasa bertemu rasa
Tak mesti ia memburat sua
Hanya hembus kencang angin yg mampu menyibak gantung awan
Cahaya yg kau rindu merindumu
Telah kau ukir dg air telaga hingga ia merasa
Cahaya malu-malu
Tak kan ia menggaris cakrawala
Hingga kau berlari
Menyapu tirainya
Kini kau henti
Angin tenang
Kau berbalik arah dan melaju ke sana
Manakah ukiran tegasmu
Manakah tongkat penghalaumu
Agar kau lihat
Cahaya itupun rasamu
Aku adl batu karang
Tak berubah meski disapu riak sepi
Tetap tegak meski dihantam gelombang luka
Tegar disiram terik kerinduan
Aku kuat
Meski air mata merintik mendalam
Kepedihan menggurat asa
Aku adl batu karang
Pukulan tak mampu hanyutkanku
Belaian air ckp buatku kuat
Ah… Apalah itu semua
Bagai debu yg tinggal ku tendang
Ia kemestian yg insan lalui
Utk sebuah kepantasan
Aku adl batu karang
Mantap menatap tengadah langit biru
~sebuah puisi utk masa lalu~
hatinya beku…
ia tak tau apa yang dituju
bibirnya kelu
bahkan untuk berkeluh simpuh pun ia tak mampu
hatinya beku…
entah apapun namanya, demikian kesimpulan dari semua itu
seekor burung gereja sayapnya terluka
ia bertanya pada rekannya
apa penawarnya?
agar sembuih lukanya?
burung gereja yang ditanya pun tertawa
sambil menahan lukanya pula
sayang luka itu tak disua
karena ia tersimpan di dada
luka yang telah lama
tak ada penawarnya
dan luka itu masih ada
hingga ia tak mampu berkata
Laksana gunung merapi yang tertutup tebing kukuh, bahkan lebih kukuh lagi
kukuhnya melebihi kekuatan manapun
Ingin panasnya keluar menyeruak
bertebar menyebar hanyut larut dibawa angin
namun tak bisa, panas itu hanya bergejolak menderu di dalam
mengeluarkan amukan amarah, sayatan pedih, bungkaman luka, pukulan pilu
hanya bisa menyaksikan, merasakan
kemudian membentuk aliran sungai deras air mata iba,
air mata kecewa
air mata untuk bertahan tetap tegar
yang sesekali tertahan kemudian berhenti
kemudian mengalir deras lagi
berusaha merasakan sejuknya air hujan
merdunya gemericik air
cerahnya mentari pagi
kemudian tersenyum…….
Laa haula wa laa quwwata illa billah
i don’t know what i am feeling.
angry, upset, dissappointed, confused, guilty, and much more, mix together in my sense.
hope Allah forgive me of my sins and people around me
Allah, jaga mb Aya ya..dengan penjaan terbaik MU
Amiin
aamiin….thanks my lovely sister… 🙂
Milyaran bintang mengangkasa
kerlap kerlip membuncah
hening menerawang
namun ia mencipta nur bernyawa
entah berapa masa kan kurengkuh ia
pastinya kuingin rautnya bak musim semi
untuknyalah bintang-bintangku
karenanyalah jari menari
memungut sebutir demi sebutir jembatan penyambung
saksikanlah wahai ia
kuingin ia tersenyum melihat bintang-bintang digenggamanku
Hingga kini kuyakin dan ia lah busur harapku
Do’a
Tanpanya, benar-benar takut mendekapku
Takut yang akut
seolah menjadi pengganti bayanganku
Namun ku tak bisa lenyapkan galau
untuk opsi dekrit bernyawa
karena asterik yang belum ku renggut
dan masanya tiba
takut itu kini nyata
perih menguras derai
tampakkan sekumpulan bernyawa tak miliki daya
ku coba lenyapkan hamparan ingatan
sama harapkan purnama terbit pagi
semua rasa mengumpul
bukan, bukan membentuk pelangi
nyata ini sudah ada garisnya
puitiss bangeettt . NICE 🙂
🙂
Rabbi..kupohonkan doa untuknya
Jagakan ia di sana
Kuatkan hatinya
Tautkan erat cintanya pada-Mu
Tetapkan ia di jalan ini yg banyak duri dan kerikil
Jagakan ia yang kusayang
*for ex my fight friend in campus dakwah seat, AR
makasih mb aya..
Nothing can say, semoga Allah menyampaikan perasaan saya saat ini ke mb ^^
^___^ all will be fine
kapan lagi kutulis untukmu
tulisan-tulisan daku yang dulu
pernah warnai dunia
puisi terindahku hanya untukmu
Tuhan istiqamahkanlah hamba…
Jangan engkau cabut nikmat jalan ini dan cinta terhadapnya dari hamba
Sebagai wujud cinta hamba kepada-Mu
Jadikan hingga akhir hayat hamba tetap bersamanya
Tunjukkanlah kepada hamba bahwa yang benar itu benar dan yang salah itu salah
Dan berilah hamba kekuatan iman untuk mengikuti yang benar dan meninggalkan yang salah
Sesak rasanya tahu kenyataan ini
Kenyataan yang sangat jelas, nyata
Hanya pada Penguasa Jagat Raya ku curahkan segala gundah
Karena hanya Ia yang mengerti pasti dan kuasa mengubah segalanya
Adikku, kuharap hidayah Allah menyentuh relung hatimu
Ku pinta agar Ia menjaga hatimu
Maafkan aku yang belum bisa menjadi penghantar untukmu
akankah sabar melewati angin kencang ini
mengapakah terik ini menguras hati
mengabur pandang
membakar melalap asa
manakah dia penunjuk arah angin
tetaplah di sini wahai bara awan kesejukan
yang membuat mentari tak lelah bersinar
rembulan tak henti tersenyum
tanah tak enggan menumbuhkan meski ia diinjak
bahkan memunculkan takjuban dunia
ia di sana
di ujung
jauh
lama
penat
indah
namun kumau
kuingin
karena ia… begitu indah…..
Matahari
Hari ini dia menyapa lagi
seperti hari-hari sebelumnya
Burung-burunpun ribut berkicau
seperti biasa, jika hari mulai terang
selimut malam dibuka
ceracaunyapun menjadi tanda, sang mentari telah ada
Siang ini aku seperti musafir padang pasir
Hampir siang hari penuh, aku berada di jalanan
Menuju dari satu tempat ke tempat lain
Di atas sana sang mentari bersinar dengan gagahnya
memancarkan cahaya hingga menyilaukan mata
juga panas yang seolah ingin mengoven kulitku hingga kering renyah seperti keripik singkong
Jaket, sarung tangan, sepatu, pelindung kepala, lengkap kugunakan
tapi kekuatannya benar-benar menembus semuanya
seperti ia benar-benar tepat berada di atas kepalaku…
ketika lisanku hendak mengeluh……
tiba-tiba aku teringat, bagaimana lagi panasnya di neraka….
Sungguh jauh lebih panas dari yg kurasakan sekarang
Astagfirullah….
Jauhkan aku dari api neraka Ya Rabb..
Ia adalah warna
sehingga ia mampu membuatmu tak pernah jemu
Ia mampu membuatmu tersenyum dalam duka
Ia mampu membuatmu tegar dalam musibah
ia mampu membuatmu segar dalam kantuk
ia mampu membuatmu lapang dalam sempit
ia mampu membuatmu berlari dalam lelah
ia mampu membuatmu berada pada tangan di atas di tengah kepapaan
ia mampu membuatmu tak jera meski maut mengintai
ia mampu membuatmu terus memberi meski dalam keterbatasan
cinta…
cinta terhadap jalan dakwah
karena cinta kepada Sang Pemilik Cinta.
Karena cinta tak sekedar di hati
Karena cinta tak hanya pemanis di bibir
Cinta butuh bukti
Buktikan jika kamu cinta.
Cinta menuntut kerelaan
Cinta menuntut pengorbanan
Cinta menghadirkan kerinduan yang sangat dalam
Karena cinta aku di sini
karena cinta aku hidup
karena cinta aku merasa berarti
karena cinta memang harus
karena cinta milikku
Cinta
Aku ingin terus dan terus bersamamu
Izinkan kuterus membersamai langkahmu
hingga ujung hidupku
~Cinta Jalan Ini, Selalu~
Jadikan matiku tetap berada di jalan ini.
Nyatanya rasa strawberry itu tak secantik bentuknya
Nyatanya tak seindah rupanya
Nyatanya tak semanis rasanya
Nyatanya tak seharum baunya
Jadilah sebuah jeruk yang manis, harum, dan sederhana
Bersahaja
Bersinar dengan sendirinya
Segar menyegarkan
Tanpa sibuk memoles warna
Ada bukan mimpi
Jika tak ada, jadilah yang nyata
kepada gunung nan gagah
kepada hutan nan ramai
kepada burung yang terbang
kepada ikan di laut
kepada bintang di angkasa
kepada hujan yang dingin
kepada mentari yang bersinar cerah
kepada kalian semua yang tak henti berzikir
sungguh rasa ini tak terperi
tak kuat ku membendungnya
membuncah asa di hati
meledak tangis tawaku
kerinduanku sama denganmu
pada sang pecinta sejati