13 Comments

Tinggal Menungu Giliran

Akhirnya jadi juga menorehkan tulisan di blogku ini. Setelah hampir 2 bulan tulisan teratas masih dengan penampakan yang sama.

    Kali ini menuliskan sedikit namun semoga bermanfaat.

    Bulan Januari di samping moment hari lahirku, bulan ini pula begitu banyak mendapat berita tentang kematian. Ya, kematian adalah sebuah kepastian, lebih pasti dari apapun. Kita semua pasti suatu saat akan menjalani yang namanya mati. Hanya waktunya saja yang tidak kita ketahui. Kita semua yang masih hidup sebenarnya hanya tinggal menunggu giliran. Giliran untuk dicabut nyawa sehingga berpisah dari raga. Meninggalkan dunia fana, untuk masuk pada kehidupan abadi. Siapkah saat masa itu tiba?

    Tanggal 12 Januari mbah Ida seorang nenek lanjut usia (sekitar 70 thn)yang saya kenal tingal sebatang kara di rumah yang disediakan warga sekitar, meninggal dunia di panti jompo setelah sekitar 1 bulan ia tinggal di sana. Mbah Ida sebenarnya tidak ingin tinggal di sana. Namun warga terus membujuk, karena khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Mbah Ida hidup sendiri dengan kondisi penglihatan yang sudah tidak jelas melihat. Menurut warga, terkadang beliau bangun tengah malam dan menyalakan kompor, mungkin memasak makanan, tapi kemudian kompor tsb lupa dimatikan. warga khawatir terjadi kebakaran.

Tanggal 16 Januari seorang ayah 1 orang anak, di usianya yang tergolong masih muda, 31 tahun, meningal dunia, karena sakit yang sudah lama dideritanya : kelainan katup jantung. Sebenarnya sakitnya tersebut bisa diupayakan penyembuhannya dengan jalan operasi yang dikerjakan di Jakarta. Namun almarhum menyatakan tidak siap menjalaninya, di samping keluarga juga tidak memiliki biaya untuk memenuhi kebutuhan hidup selama berobat ke Jakarta nantinya.

Tanggal 21 Januari seorang anak baik, penurut, usia sekitar 7,5 tahun meninggal dunia karena tumor otak dan hydrochepalus. Benar-benar berjatuhan air mata saat mendapatkan berita ini. Teringat sosoknya dan sorotan matanya serta semangatnya untuk sembuh yang terlihat dari sikapnya yang selalu mau diajak berobat dengan sudah menjalani beberapa metode pengobatan. Meski sudah 5x menjalani operasi di kepala, namun tampak di wajahnya tidak ada rasa takut sedikitpun. Banyak cerita tentang ia dan keluarganya. Membuat saya benar-benar salut. Kesabaran, keikhlasan, ketabahan, usaha keras, tetap bersyukur, tetap memberi meski sulit, itu beberapa hal yang bisa diambil pelajaran dari mereka.

Tanggal 28 Januari seorang murobbi, mujahid dakwah, masayikh dakwah yang menjadi salah satu pelopor dakwah di Kaltim berpulang ke Rahmatullah. Sosok teladan yang baik, inspiratif, bahkan dikatakan sosok arkanul bai’ah. Tak habis kata tuk menggambarkan kebaikan beliau. Selamat berjumpa dengan kekasih abadi ya Ustadz…

    tentang beliau ada di : http://www.pelangikalasenja.wordpress.com

Tanggal 30 Januari seorang anak laki-laki2 12 tahun meninggal dunia. Ia bukanlah anak yang seperti pada umumnya. Ia cacat sejak kecil karena sakit pada sistem saraf. Tidak bisa berjalan, tidak bisa bicara, tidak bisa mendengar. Hanya berbaring. Untuk makan harus disuapi oleh ibunya. Selama 12 tahun ibunya dengan sabar merawatnya.
Tanggal 30 Januari setelah makan, dan tanpa gejala2 kesakitan, ia meninggal dunia.
Sungguh saya bisa belajar ikhlas dan sabar darinya dan ibunya.

13 comments on “Tinggal Menungu Giliran

  1. lama tak bw ke sini, maaf, Ayya 😥
    happy milad ya meski sudah telaaaat sekali. semoga keberkahan Allah SWT senantiasa beserta sepanjang jejak usia. Aamiin 🙂

  2. Hmm terima kasih sudah mengingatkan, dan seharusnya seperti inilah kita 🙂

  3. saya yakin kematian adalah transformasi menuju kehidupan yang lebih baik. kita sering menyesali mengapa orang-orang baik meninggal terlalu awal. menurutku itu karena Allah sayang pada mereka, tidak ingin mereka ternodai oleh dosa dunia. 😥 Innalillahi wa inna Ilaihi raaji’un.

    • ya jika bekal akhirat telah kita siapkan sejak dini, maka kehidupan setelah mati tentunya menjadi kehidupan yg lebih baik, lebih indah. Dan sebaik-baik bekal adalah taqwa. Trims kunjungannya Ilham

  4. hmm… mari kita renungkan 😦

  5. Subhanallah.. posting ini mengingatkan kita pada kematian. Yang ternyata kematian tidak pandang bulu, tua muda bisa dipanggil kapan saja…

    Hmmmmm…. dalam pengaruhnya di hati ini .

  6. tiap2 yang bernafas akan merasakan mati, hanya kapan waktunya, itu rahasia Illahi..

  7. saya antrian keberapa ya??
    haduh…belum cukup bekal nih….

    *mumpung belum dipanggil, ayo cari bekal sebanyak-banyaknya 😀

Leave a reply to Ilham Cancel reply